IDXChannel - PT PP Presisi Tbk (PPRE) sebagai perusahaan jasa konstruksi terintegrasi berbasis alat berat, telah merambah pada sektor jasa pertambangan sebagai kontraktor sejak awal tahun 2021.
Lingkup pekerjaan yang dikerjakan oleh PPRE pada bidang jasa pertambangan sangat komprehensif yakni mulai dari mining development infrastructure seperti pekerjaan pembangunan dan maintenance jalan hauling dan pembangunan infrastruktur tambang lainnya (stockpile, jembatan, dll) hingga pekerjaan mining contractor yakni mulai pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) hingga pengangkutan ore nikel (hauling services).
Direktur Utama PP Presisi, Rully Noviandar mengatakan bahwa hingga Desember 2021, total kontrak baru dari jasa pertambangan yang telah PPRE dapatkan sebesar Rp2,9 triliun.
Kontrak-kontrak ini mayoritas berasal dari Weda Bay Nickel sebagai kontraktor mining development dan Tambang Nikel Morowali sebagai mining contractor.
"Dari Weda Bay Nickel, kami telah mengantongi total Rp1,8 triliun hingga Desember 2021 dan mendapatkan tambahan nilai kontrak baru sebesar Rp311 miliar pada Januari 2022 untuk pekerjaan jasa hauling,” ujar Rully dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Jumat (4/3/2022).
Seperti yang diketahui, Indonesia merupakan pemilik cadangan dan sumber daya nikel terbesar di dunia. Dengan potensi tersebut, peluang Indonesia akan semakin meningkat dengan naiknya harga nikel yang tembus USD24.940 per ton di bursa perdagangan logam dunia. Harga tersebut hampir mencapai puncak harga tertinggi nikel sejak 2011, yakni USD25.135 per ton.
Di sisi lain, dorongan dari pemerintah melalui program hilirisasi hasil tambang yang telah berjalan hingga saat ini telah menghasilkan surplus pada neraca perdagangan dimana terdapat lompatan yang sangat signifikan dari ekspor nikel yang dahulu hanya menghasilkan USD2 miliar setahun menjadi USD20,8 miliar setahun.
Keberhasilan hilirisasi ini akan dilanjutkan juga dengan tambang mineral lainnya seperti bauksit, timah dan tembaga yang cadangannya juga dimiliki oleh Indonesia dengan jumlah yang besar. Kebijakan perluasan hilirisasi tersebut diambil karena pemerintah meyakini bauran energi yang salah satunya melalui Energi Baru Terbarukan (EBT) harus secepatnya dilakukan sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan batubara dan pengurangan dampak karbon.
Seperti yang juga diketahui, tembaga, bauksit, silika, lithium dan cobalt merupakan sebagian dari jenis metal penting yang akan digunakan dalam teknologi masa depan serta merupakan elemen vital bagi kebangkitan Energi Terbarukan.
Dengan perolehan kontrak baru pada jasa tambang yang cukup signifikan pada tahun 2021, PPRE optimis dapat memperoleh kontrak baru jasa tambang yang besar juga pada tahun 2022, terutama untuk lingkup pekerjaan mining contractor. Weda Bay Nickel, yang merupakan salah satu tambang nikel terbesar di dunia dengan total produksi per tahunnya mencapai 25 hingga 30 juta ton, tentunya menjadi salah satu incaran PPRE untuk mendapatkan peluang pekerjaan sebagai main contractor.