Alhasil, investor terjebak membeli di harga tinggi (saat cum date) dan harus menyaksikan harga saham koleksinya malah merosot pasca-cum date. Cum date adalah tanggal terakhir di mana investor berhak memperoleh dividen. Periode cum date terjadi sebelum ex-date.
Penyebab utama dividend trap adalah ketika investor tidak mau ketinggalan berburu dividen jumbo suatu emiten yang membuat harga sahamnya naik hingga cum date. Hanya saja, investor tersebut tidak mempertimbangkan potensi penurunan harga saham signifikan pasca-cum date.
Sebagai contoh, emiten batu bara BUMN PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menebar dividen tunai untuk tahun buku 2021 dengan nilai jumbo, Rp688,51/saham.
Dengan cum date PTBA pada 3 Juni lalu dan harga saham di Rp4.630/saham, yield dividen emiten ini terbilang besar, yakni 14,87%. Ternyata, setidaknya dua hari setelahnya, harga saham PTBA malah anjlok 12,10%.
Adapun, sejak cum date sampai hari ini, Senin (13/6), harga saham PTBA sudah ambles 16,41%. Ini berarti penurunan sejak 6 Juni hingga hari ini lebih besar dari besaran yield dividen PTBA per cum date.