Rinciannya, potensi dana sebesar Rp218,56 miliar dari penawaran umum saham baru dan sebesar Rp405,9 miliar dari penawaran umum saham divestasi.
Dalam prospektus finalnya, manajemen RATU mengungkapkan rencana penggunaan dana IPO. Pertama, sebesar Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak perusahaan, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk memenuhi kewajiban pembayaran Cash Call dari PetroChina International Jabung Ltd. terkait pengelolaan Blok Jabung.
Jumlah kebutuhan dana untuk Cash Call ini sekitar USD10 juta atau setara Rp159,42 miliar, sehingga terdapat kekurangan sekitar Rp2,05 miliar yang akan ditutup dengan dana dari kas internal perseroan.
Kemudian kedua, sebesar Rp34,96 miliar akan dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi, yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana, yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu Ltd.
Lalu ketiga, sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk remunerasi karyawan, pengurus dan pengawas, serta biaya operasional perseroan.
Sementara hasil penjualan saham divestasi, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lain yang dihitung secara proporsional dengan biaya emisi saham baru, akan dibayarkan kepada pemegang saham penjual, yakni RAJA dan perseroan tidak akan menerima hasil dari penjualan saham divestasi tersebut.
Di sisi kebijakan dividen, perseroan berjanji usai penawaran umum perdana saham mulai tahun buku 30 Juni
2024 dan seterusnya, akan membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah maksimal 60 persen atas laba bersih tahun berjalan perseroan.
(Fiki Ariyanti)