Yunianto mengatakan harga penawaran tender ditetapkan relatif sesuai dengan harga pasar, menambahkan strategi tersebut mungkin terkait dengan ekspektasi likuiditas global yang lebih ketat dan suku bunga yang lebih tinggi ketika Federal Reserve AS mulai mengurangi program pembelian kembali aset di era pandemi.
Pemerintah juga mengumpulkan 500 juta euro (USD590,7 juta) untuk penjualan perdana obligasi berdenominasi euro yang secara khusus diarahkan untuk mendanai upayanya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, IFR melaporkan. Obligasi SDGs, yang akan jatuh tempo dalam 12 tahun, membawa hasil 1,351%.
Kepala kantor utang kementerian keuangan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Defisit fiskal Indonesia telah melebar secara signifikan sejak tahun lalu karena lonjakan pengeluaran untuk mengelola dampak pandemi Covid-19. Bank sentralnya telah membeli obligasi langsung dari pemerintah untuk membantu membatasi kenaikan beban bunga untuk tahun-tahun mendatang. (TYO)