“[Tambang tersebut] akan memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 Gigawatt-hours (baterai) dalam 25 tahun ke depan,” jelas Gilarsi, dikutip Reuters.
Menurut Gilarsi, konsorsium tersebut menargetkan produski prekusor berbasis nikel—yang digunakan untuk pembuatan baterai EV—pada 2026 dengan kapasitas tahunan setara dengan 120 GWh yang nantinya akan dijual ke pasar Inggris dan Eropa.
Gilarsi juga menjelaskan, perseroan mematok target produksi baterai EV setara dengan 20 GWh per tahun, baik untuk pasar domestik maupun ekspor, pada 2028 mendatang.
Mengacu pada penjelasan Gilarsi, konsorsium akan melakukan studi pra-kelayakan (pre-feasibility) pada Maret dan memperkuat investasi masing-masing perusahaan setelah itu. Grup Bakrie sendiri, kata Gilarsi, berharap menjadi pemegang saham pengendali.
Dalam kesempatan terpisah, Gilarsi menuturkan VKTR akan melakukan penawaran saham perdana (IPO) senilai USD60 juta pada paruh pertama 2023. IPO tersebut bertujuan untuk berinvestasi di produksi EV sendiri.