"Hal ini dikarenakan hambatan operasional sehubungan dengan pemenuhan sanksi administrasi perseroan ke KLHK, yang saat ini dalam proses finalisasi," kata Direktur Operasional RMKE William Saputra dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).
Setelah proses finalisasi administrasi ini selesai, kata William, batu bara yang terhambat pada stockpile akan dapat dimuat ke tongkang. Sehingga, perseroan dapat mengejar ketertinggalan operasional yang sempat tertunda sejak September 2023.
Dampak dari sanksi administrasi ini, pada September 2023 volume bongkaran kereta dan muat tongkang turun masing sebesar 47,4% YoY dan 45,6% YoY. Namun, pada periode sembilan bulan pertama 2023, perseroan masih membukukan pertumbuhan operasional yang baik.
Menurut dia, peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batu bara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 41 menit menjadi 3:25 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 4:06 jam.
Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 10,9% seiring dengan peningkatan volume angkutan batu bara. Namun, rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara tetap lebih efisien dari 0,91 liter/MT tahun lalu menjadi 0,88 liter/MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 3,2% YoY pada 9M 2023.
(YNA)