IDXChannel - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mencatatkan peningkatan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 49,34 persen di semester I-2023. Rugi emiten Grup Bakrie tersebut menjadi Rp44,36 miliar dari sebelumnya Rp29,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Dari laporan keuangan per 30 Juni 2023, Kamis (3/8/2023), realisasi membengkaknya rugi tersebut tak terlepas dari penurunan pendapatan usaha neto perseroan pada enam bulan pertama ini sebesar 19,78 persen menjadi Rp16,87 miliar dibanding Rp21,03 miliar di semester I-2022.
Selain merosotnya pendapatan, beban usaha BTEL di sepanjang Januari-Juni ini juga membengkak menjadi Rp29,85 miliar dari sebelumnya Rp23,91 miliar. Beban usaha yang paling menggerogoti pendapatan adalah biaya karyawan tercatat naik menjadi Rp21,66 miliar dari sebelumnya Rp14,29 miliar.
Pun dengan beban lain-lain neto yang melonjak menjadi Rp38,56 miliar dibanding sebelumnya Rp26,07 miliar, sehingga rugi bersih perseroan menjadi Rp51,54 miliar pada medio tahun ini dibanding medio 2022 yang sebesar Rp29,70 miliar.
Per 30 Juni 2023, total liabilitas perseroan naik tipis menjadi Rp5,95 triliun dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar Rp5,89 triliun. Sedangkan defisiensi modal naik dari akhir tahun lalu Rp33,27 miliar menjadi Rp38,6 miliar.
Sementara jumlah aset BTEL pada akhir Juni ini menjadi Rp38,6 miliar dibanding sebelumnya akhir Desember tahun lalu sebesar Rp33,27 miliar.
Saham BTEL hingga saat ini masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham perseroan sudah 'digembok' Bursa sejak 27 Mei 2019.
(FAY)