Namun, penjualan like-for-like yang dibukukan pada semester I terus dipengaruhi oleh regulasi pemerintah terkait Covid-19, melalui pembatasan kapasitas kunjungan pelanggan serta jam perdagangan yang dikenal dengan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sementara itu, kendala rantai pasokan global juga berdampak pada ketersediaan stok barang. Patrik mengatakan, faktor-faktor tersebut mempengaruhi profitabilitas yang sebagian diimbangi oleh pengendalian biaya yang ketat.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan HERO naik menjadi Rp1,28 triliun dari sebelumnya Rp1,05 triliun. Sedangkan, beban usaha perseroan susut menjadi Rp818,88 miliar dari Rp932,29 miliar.
Hingga Juni 2022, total nilai aset perseroan tercatat sebesar Rp6,59 triliun atau tumbuh 5,05% dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp6,27 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp5,82 triliun dan ekuitas sebesar Rp767,66 miliar.