Adapun lonjakan inflasi didorong oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pada 3 September 2022, pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM Subsidi Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.
Disusul, harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp6.800 per liter dari Rp5.150 per liter. Dua BBM subsidi tersebut rata-rata naik 31,4%.
Walaupun inflasi masih di bawah ekspektasi para analis, tutur Ibrahim, namun hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menjaga transmisi harga energi dan komoditas.
Lanjut dia, secara bersamaan, Indeks PMI Manufaktur Indonesia naik menjadi 53,7 pada september 2022,dari level 51,7 pada Agustus.