Fokus investor kini beralih ke rilis data inflasi harga konsumen AS pada Kamis malam. Data ini akan menjadi penentu penting, sebab jika proses disinflasi terus berlanjut, hal ini akan semakin memperkuat argumen untuk penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed 16-17 September 2025.
Selain data ekonomi, pasar juga mencermati isu politik dan geopolitik. Kekhawatiran atas independensi The Fed muncul setelah seorang hakim federal sementara memblokir upaya Presiden AS Donald Trump untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook.
Upaya banding yang diajukan oleh Gedung Putih memperpanjang ketidakpastian atas potensi campur tangan politik dalam kebijakan moneter.
Di Jepang, pengunduran diri Perdana Menteri Shigeru Ishiba setelah kekalahan telak dalam pemilu memicu spekulasi bahwa penggantinya mungkin akan menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ekspansif.
Sementara itu, ketegangan geopolitik dari serangan Israel di Qatar dan eskalasi di perbatasan Polandia-Ukraina kembali menjadi sorotan, meskipun tidak menimbulkan risiko langsung terhadap pasokan minyak.