IDXChannel- Nilai mata uang rupiah dibuka melemah, mengibarkan bendera putih terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini, tepat pada perayaan Hari Pahlawan, Rabu (10/11/2021).
Menilik pasar spot Bloomberg pukul 09:32 WIB, mata uang Garuda berada di harga Rp14.268 per satu Dolar AS, turun -0,13 persen. Penurunan ini sejalan dengan kenaikan greenback dolar AS sebesar 0,06% di level 94,0.
Pantauan di pasar uang, sebagian besar kurs negara-negara Asia kalah terhadap mata uang negeri Paman Sam tersebut.
Penurunan terdalam dirasakan oleh Won Korea Selatan sebesar -0,26 persen dan Ringgit Malaysia -0,07 persen. Adapun Baht Thailand juga tertekan -0,03 persen.
Selanjutnya Yuan China terpuruk -0,02 persen dan Yen Jepang merosot -0,02 persen, serta Dolar Singapura jatuh -0,04 persen.
Sedangkan beberapa mata uang unggul terhadap Dolar AS yakni Dolar Hong Kong 0,02 persen dan Peso Filipina sebesar 0,06 persen, serta Dolar Taiwan 0,07 persen.
Sentimen yang memicu pergerakan di pasar uang datang dari isu mancanegara dan domestik.
Sebelumnya, Pejabat Federal Reserve AS melanjutkan perdebatan tentang pemulihan pasar kerja, dan mempertanyakan berapa lama lagi bank sentral dapat mentolerir inflasi yang tinggi.
Presiden Bank Fed Chicago Charles Evans mengakui pada hari Senin bahwa dia sedikit lebih gugup tentang inflasi yang tetap tinggi dari sebelumnya, tetapi masih mengharapkan The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga sampai tahun 2023.
"Kami menduga bahwa pembahasan kenaikan suku bunga akan mereda untuk sementara waktu. Bank sentral yang memberikan panduan ke depan mencegah investor dari kebijakan penetapan harga yang bergerak terlalu jauh sebelumnya," kata ahli strategi Steve Englander dan John Davies dalam sebuah catatan.
Dari dalam negeri, pasar merespons positif terhadap pemerintah yang menyampaikan realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 baru mencapai Rp456,35 triliun per 5 November 2021 atau setara 61,3 persen dari pagu anggaran PEN di tahun 2021 sebesar Rp.744,77 triliun.
Sejumlah data perekonomian juga dinilai masih relatif positif, baik dari cadangan devisa, neraca perdagangan, nilai tukar, dan bursa pasar ekuitas. Level utang luar negeri sekitar 425,5 miliar dolar AS dan inflasi terjaga 1,6 - 1,97 persen.
"Ini menunjukan kinerja yang positif sehingga pemerintah tetap optimistis pertumbuhan hingga akhir 2021 bisa dicapai pada angka 3,7 - 4 persen," kata Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi melalui catatan tertulisnya kepada MNC Portal, Selasa (9/11).
(IND)