Para pejabat Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini mengisyaratkan kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut. Inflasi tetap tinggi, dan pertumbuhan ekonomi tetap tangguh, sehingga pasar hanya memperkirakan peluang moderat untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.
Selain itu, sanksi AS terhadap produsen utama Rusia, Rosneft dan Lukoil, menetapkan batas waktu 21 November bagi perusahaan-perusahaan untuk mengakhiri kerja sama mereka dengan perusahaan-perusahaan Rusia juga menjadi sentimen lainnya.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya di kisaran Rp16.700-Rp16.750 per USD.
(DESI ANGRIANI)