Ekspansi fiskal yang kuat, belanja terkait Pemilu, dan investasi kemungkinan besar akan menjaga pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) di atas 5,0 persen tahun ini. Momentum yang mendorong perekonomian Indonesia akan sedikit berkurang di semester II-2024.
Hal ini dikarenakan adanya rebound pada daya beli konsumen dan memudarnya dampak belanja pemilu. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,9 persen yoy pada kuartal pertama, atau masih di bawah rata-rata periode sebelum Covid-19, yakni sebesar 5 persen.
Lebih lanjut dia menerangkan, perluasan industri yang memberikan nilai tambah dan lapangan kerja di sektor formal, serta penurunan inflasi pangan mungkin diperlukan untuk meningkatkan daya beli konsumen, terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah hingga menengah.
Selain itu, sektor pengolahan mineral dengan intensitas permodalan yang tinggi saat ini masih merupakan target utama penanaman modal asing. Permintaan eksternal dapat dipertahankan di tengah membaiknya ekspor logam dan kuatnya permintaan komoditas utama Indonesia, termasuk batu bara, minyak sawit, serta minyak dan gas.