Pada pekan ini, kata Ibrahim, pasar keuangan siap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman pada hari Senin.
"Wawasan mereka sangat diantisipasi menyusul data inflasi beragam minggu lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3 persen dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas tingkat 2,9 persen bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek," kata dia.
Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia surplus USD3,45 miliar sepanjang Januari 2025. Jumlah ini lebih tinggi USD1,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi USD1,45 miliar dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Artinya, Indonesia sudah mengalami surplus neraca perdagangan selama 57 bulan berturut-turut sejak Desember 2020.
"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat di rentang Rp16.180-Rp16.230 per dolar AS," kata dia.
(Dhera Arizona)