Sementara itu di China, data menunjukkan neraca perdagangan negara itu naik di atas ekspektasi pada Juni, didorong oleh ekspor yang lebih kuat dari perkiraan di tengah pemotongan tarif bersama dengan Amerika Serikat.
Fokus minggu ini tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen AS untuk Juni, yang akan dirilis pada Selasa. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan peningkatan inflasi inti dan inflasi umum, dengan fokus utama pada apakah tarif Trump berkontribusi pada kenaikan harga.
Inflasi yang stagnan kemungkinan akan memberi Federal Reserve lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga, meskipun ada desakan dari presiden agar bank sentral segera memangkas suku bunga.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah utang luar negeri Indonesia pada Mei 2025 naik USD4,05 miliar atau sekitar Rp66 triliun, menjadi USD435,6 miliar atau sekitar Rp7.100,28 triliun (asumsi kurs JISDOR BI Rp16.300 per dolar AS pada akhir Mei 2025).
Utang luar negeri tersebut mencatatkan kenaikan dalam dolar AS, tetapi jumlahnya justru menurun jika dikonversi menjadi rupiah, yakni dibandingkan April 2025 yang senilai USD431,55 miliar atau sekitar Rp7.197,76 triliun (asumsi kurs JISDOR akhir April 2025 Rp16.679 per dolar AS).