Namun, investor waspada terhadap sinyal yang berpotensi hawkish dari Gubernur Kazuo Ueda, mengingat tanda-tanda terkini inflasi Jepang yang terus meningkat dan beberapa ketahanan dalam perekonomian. BOJ secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada Juli, terutama jika inflasi terus meningkat
Dari dalam negeri, peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan 17-18 Juni 2025 dinilai relatif kecil. Hal tersebut terjadi karena tensi geopolitik dan perang Iran-Israel yang saat ini terjadi.
BI juga telah memangkas suku bunga pada pertemuan sebelumnya, sehingga ruang untuk kembali menurunkan suku bunga dalam waktu cepat menjadi terbatas. Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik global yang berpotensi mendorong ekspektasi inflasi ke depan.
Kemudian, The Fed juga diperkirakan akan menunda rencana pemangkasan suku bunga acuannya. Hal ini dinilai akan semakin mempersempit ruang bagi BI untuk melanjutkan siklus pelonggaran moneter dalam waktu dekat.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, pasar diperkirakan mengalihkan fokus pada stabilitas nilai tukar dan pengendalian inflasi ketimbang mendorong pelonggaran moneter agresif dalam jangka pendek.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.270-Rp16.320 per dolar AS.
(Febrina Ratna Iskana)