Dari dalam negeri, inflasi inti terpantau melandai sejak Mei 2025 secara tahunan, meskipun secara bulanan naik tipis dari 0,07 persen pada Juni menjadi 0,13 persen pada Juli.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inti Juli 2025 tercatat 2,32 persen (yoy). Emas perhiasan menjadi pendorong utama inflasi inti, menyumbang 0,46 persen terhadap total inflasi umum.
Namun, inflasi umum justru mengalami peningkatan signifikan, dari 1,87 persen pada Juni menjadi 2,37 persen pada Juli. Sebagian besar tekanan inflasi ini berasal dari kenaikan harga pangan, yang tercermin dari lonjakan inflasi volatile food ke posisi 3,82 persen (yoy).
"Berdasarkan analisis tersebut, diprediksi bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya, dengan potensi ditutup menguat di kisaran Rp16.350-Rp16.400 per dolar AS," kata dia.
(Dhera Arizona)