sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.699 per Dolar AS

Market news editor Anggie Ariesta
24/11/2025 15:57 WIB
Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (24/11/2025), naik 17 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.699 per dolar AS.
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.699 per Dolar AS. (Foto: Inews Media Group)
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp16.699 per Dolar AS. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (24/11/2025), naik 17 poin atau sekitar 0,10 persen ke level Rp16.699 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen penguatan datang dari eksternal yakni pelaku  pasar tampaknya masih ragu-ragu mengenai trend harga emas selanjutnya.

Pidato para pejabat Federal Reserve (The Fed) dan kembalinya data ekonomi AS mengisyaratkan bahwa perekonomian solid, dengan pasar tenaga kerja yang tangguh tetapi harga-harga tetap tinggi.

"Probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve (Fed) pada bulan Desember melonjak menjadi sekitar 69 persen dari sekitar 44 persen seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool," tulis Ibrahim dalam risetnya.

Kenaikan ekspektasi mencerminkan komentar John Williams dari The Fed New York, yang menunjukkan bahwa penyesuaian kebijakan mungkin dilakukan dalam waktu dekat.

Namun, sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja terlalu ketat untuk pemangkasan suku bunga pada tahap ini, sehingga hasilnya masih belum pasti.

Para pelaku pasar saat ini akan mengambil lebih banyak isyarat dari sinyal ekonomi yang beragam dan penundaan rilis data inflasi utama. Data inflasi PPI AS dan penjualan ritel akan dirilis pada Selasa (25/11/2025).

PPI utama diperkirakan akan menunjukkan peningkatan sebesar 0,3 persen MoM pada September, sementara Penjualan Ritel diproyeksikan menunjukkan peningkatan sebesar 0,4 persen MoM selama periode laporan yang sama.

Sebelumnya, AS dan Ukraina mengatakan mereka telah mencapai kemajuan dalam perundingan mengenai rencana perdamaian yang mengharuskan negara yang dilanda perang itu untuk menyerahkan wilayah dan membatalkan rencana untuk bergabung dengan NATO.

Presiden AS Donald Trump telah memberikan batas waktu hingga Kamis ini, meskipun para pemimpin Eropa mendesak kesepakatan yang lebih baik. Kesepakatan damai dapat mencabut sanksi yang telah mengekang ekspor minyak Rusia. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah AS pada tahun 2024, menurut Badan Informasi Energi AS.

Dari sentimen domestik, IMF menilai Indonesia berada pada lintasan pertumbuhan kuat dengan fondasi makro yang semakin solid.  Proyeksi pertumbuhan 5-5,8 persen pada 2025 dan 5-6 persen pada 2026 sebagai indikasi bahwa stabilitas Indonesia tidak hanya terjaga, tetapi terus menguat.

Kerangka kebijakan pemerintah meliputi investasi infrastruktur, penguatan industrialisasi hilir, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja telah membentuk basis pertumbuhan yang lebih kokoh dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, bauran kebijakan fiskal dan moneter Indonesia sebagai bentuk "rekayasa presisi" yang menjaga stabilitas makro sekaligus memperluas daya tarik investasi.

Sedangkan Bank Indonesia Berbagai indikator utama menunjukkan ketahanan struktural yang signifikan. Bank Indonesia dinilai menjalankan pelonggaran terukur sambil menjaga stabilitas eksternal, didukung inflasi yang stabil di sekitar

Dalam proyeksinya, stabilitas akan menjadi aset strategis Indonesia, stabilitas tersebut sebagai "mata uang strategis" yang memperkuat posisi Indonesia menuju Visi Indonesia Emas 2045. Kejelasan kebijakan, konsistensi regulasi, dan disiplin fiskal dinilai menciptakan lingkungan yang "secara struktural investable."

Dengan fondasi makro yang terus menguat dan validasi berulang dari lembaga internasional maupun pelaku pasar, Indonesia berada pada posisi yang menguntungkan untuk mempertahankan ketahanan ekonomi serta menarik investasi berkualitas pada fase transformasi berikutnya.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.690-Rp16.730 per dolar AS.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement