sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Kembali Melemah, Semakin Dekati Rp16.000 per Dolar AS

Market news editor Anggie Ariesta
26/10/2023 16:15 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis (26/10/2023), dan semakin dekati level Rp16.000.
Rupiah Kembali Melemah, Semakin Dekati Rp16.000 per Dolar AS. (Foto: MNC Media)
Rupiah Kembali Melemah, Semakin Dekati Rp16.000 per Dolar AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Kamis (26/10/2023), sore ini kembali ditutup melemah 49 poin ke level Rp15.919. Setelah sehari sebelumnya juga turun ke Rp15.870.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS menguat karena kekhawatiran terhadap potensi eskalasi perang Israel-Hamas masih terus terjadi seiring dengan berlanjutnya serangan rudal ke Gaza, sementara Israel menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan serangan darat di wilayah tersebut. Selain itu, suku bunga AS yang lebih tinggi mendorong kenaikan dolar dan imbal hasil Treasury.

"Meskipun tanda-tanda kekuatan ekonomi AS diperkirakan akan meningkatkan selera risiko, hal ini juga diperkirakan akan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Data inflasi PCE untuk bulan September ukuran inflasi pilihan The Fed juga akan dirilis pada hari Jumat," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (26/10/2023).

Bank sentral akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan. Namun para pejabat The Fed tetap membuka peluang untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan memberikan isyarat bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama di tengah tingginya inflasi dan kuatnya perekonomian.

Sebelum The Fed, Bank Sentral Eropa akan mengadakan pertemuan pada hari Kamis, dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Namun ECB juga diperkirakan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, meskipun ada tanda-tanda resesi zona euro yang akan datang.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement