Kondisi ini bisa memberikan tekanan pada bank sentral untuk meningkatkan intervensi.
Mata uang Garuda juga kemungkinan akan mengikuti penurunan non-deliverable forward (NDF) luar negeri, dengan kontrak satu bulan melemah 1,2 persen sejak 5 April menjadi Rp16.101 per USD.
Sebelumnya, perdagangan rupiah di pasar domestik ditutup selama libur Idul Fitri.
Pelemahan rupiah didukung oleh banyak peristiwa yang terjadi secara internasional ketika Indonesia tengah dalam masa liburan. Sehingga kondisi ini meningkatkan risiko pergerakan pasar besar-besaran ketika para investor kembali.
Data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS) juga telah mengurangi pertaruhan terhadap laju penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), sehingga melemahkan minat terhadap aset-aset negara berkembang.