sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Melemah ke Rp16.376 per USD Dipengaruhi Ragam Sentimen

Market news editor Anggie Ariesta
16/01/2025 15:33 WIB
Rupiah hari ini (16/1/2025) ditutup melemah 50,50 poin atau 0,31 persen ke level Rp16.376 per USD.
Rupiah Melemah ke Rp16.376 per USD Dipengaruhi Ragam Sentimen (foto mnc media)
Rupiah Melemah ke Rp16.376 per USD Dipengaruhi Ragam Sentimen (foto mnc media)

IDXChannel - Rupiah hari ini (16/1/2025) ditutup melemah 50,50 poin atau 0,31 persen ke level Rp16.376 per USD. Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan Rupiah ini disebabkan oleh sentimen eksternal, yaitu rilis data inflasi indeks harga konsumen AS untuk Desember 2024 terbaca sedikit lebih rendah dari yang diharapkan. 

“CPI utama sesuai dengan estimasi, sementara CPI inti hanya meleset dari ekspektasi. Namun, data yang keluar hanya sehari setelah data indeks harga produsen yang lebih lemah dari yang diharapkan,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (16/1/2025). 
 
Dengan rendahnya data CPI memicu peningkatan taruhan bahwa pelonggaran inflasi AS akan memberi The Fed lebih banyak keyakinan untuk memangkas suku bunga tahun ini. 

Bank sentral AS diproyeksikan akan memangkas suku bunga dua kali pada 2025, setengah dari total penurunannya pada 2024.
 
Namun, dengan kembalinya Presiden terpilih Donald Trump ke Gedung Putih pekan depan, para analis memperkirakan beberapa kebijakannya akan mendorong pertumbuhan serta meningkatkan tekanan harga. 

The Fed akan sangat hati-hati untuk melanjutkan pemotongan suku bunga hingga ada kepastian mutlak bahwa inflasi akan kembali turun.
 
Selain itu, AS memberlakukan sanksi yang lebih luas pada produsen minyak dan tanker Rusia. Langkah-langkah sanksi AS yang baru telah membuat pelanggan utama Moskow menjelajahi dunia untuk mencari minyak pengganti, sementara tarif pengiriman juga melonjak. 

Pemerintahan Biden pada Rabu memberlakukan ratusan sanksi tambahan yang menargetkan pangkalan industri militer Rusia dan skema penghindaran.


Menurut Ibrahim, fokus investor pekan ini akan tertuju pada beberapa indikator ekonomi utama yang akan memberikan wawasan tentang kinerja ekonomi China pada penutupan 2024. Angka Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut untuk 2024 akan dirilis pada Jumat. 

Selain itu, data produksi industri Desember, dan angka penjualan ritel juga akan dirilis pada Jumat.

Dari sentimen domestik, lanjutnya, Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 bergerak di angka 4,7-5,5 persen. Angka tersebut lebih rendah daripada ekspektasi sebelumnya di 4,8-5,6 persen karena mencermati kondisi dinamika ekonomi yang bergejolak. 
 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh baik dengan kecenderungan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dengan melihat data-data yang ada. 

Tercatat, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 sedikit di bawah perkiraan dipengaruhi oleh lebih rendahnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi. 
 
Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah, masih di atas 5 persen, namun di bawah 5,1 persen. Berkaca dari itu, pertumbuhan ekonomi pada 2025 juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. 


Perkiraan itu karena ekspor diperkirakan lebih rendah seiring dengan melambatnya permintaan negara-negara mitra dagang utama, kecuali AS. Konsumsi rumah tangga juga masih lemah, khususnya golongan menengah ke bawah, sehubungan dengan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja.
 
Pada saat yang sama, dorongan investasi swasta juga belum kuat karena masih lebih besarnya kapasitas produksi dalam memenuhi permintaan, baik domestik maupun ekspor.

"Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah untuk perdagangan selanjutnya diprediksi bergerak fluktuatif dan ditutup menguat direntang Rp16.360-Rp16.430 per USD," kata Ibrahim.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement