"Dengan begitu, alat akan di-install, kami akan bayar dengan charge alatnya, biasanya kami akan lakukan sekitar 5 tahun. Nah setiap kontrak 5 tahun ini ada range berapa kurs yang akan dibebankan dalam rupiah, karena transaksi harus dalam rupiah," jelas Dewi.
Dengan begitu, Prodia berharap beberapa kontrak kerja sama ini masih dalam rentang kurs yang sekarang ini. Adapun Dewi mengaku saat ini sedang memeriksa apakah ada yang di atas Rp16.000, jika ada, maka akan dilakukan negosiasi.
"Tapi sampai saat ini, para vendor yang bekerja sama dengan kami belum ada satupun yang mengajukan kenaikan harga, jadi kalau kami lihat komitmen sampai Q2 jangka pendek untuk kurs yang senilai saat ini, kami rasa tidak ada perubahan atau berpengaruh," ungkap Dewi.
Prodia lantas mengharapkan situasi ini tidak berkepanjangan tetapi tetap bisa dikendalikan dengan pemerintah.
(FRI)