sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Menguat Jelang Akhir Pekan, Parkir di Rp15.682 per USD

Market news editor Anggie Ariesta
13/10/2023 16:14 WIB
Nilai tukar (kurs) rupiah menguat ke level Rp15.682 per USD pada penutupan perdagangan Jumat (13/10/2023). 
Rupiah Menguat Jelang Akhir Pekan, Parkir di Rp15.682 per USD. Foto: MNC Media.
Rupiah Menguat Jelang Akhir Pekan, Parkir di Rp15.682 per USD. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah menguat ke level Rp15.682 per USD pada penutupan perdagangan Jumat (13/10/2023). Mata yang Garuda naik 17 poin setelah sebelumnya melemah dan sempat tembus Rp15.706 per USD. 

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan dolar AS dipengaruhi oleh harga konsumen AS yang tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada September 2023. 

Hal itu berpotensi mempersulit keputusan kebijakan Federal Reserve yang bertujuan untuk mengendalikan kenaikan inflasi.

"Indeks harga konsumen mencatat kenaikan sebesar 3,7% pada basis tahunan, laju yang sama seperti pada bulan Agustus, dan naik lebih besar dari perkiraan sebesar 0,4% bulan ke bulan. Para ekonom memperkirakan angka sebesar 3,6% dan 0,3%," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (13/10/2023).

Data ini memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve mungkin belum selesai dalam melakukan pengetatan moneter, sehingga meningkatkan dolar, bahkan ketika banyak pejabat menunjuk pada kenaikan imbal hasil Treasury baru-baru ini sebagai pengurangan kebutuhan untuk lebih memperketat kondisi keuangan.

Pasar kini memperhitungkan kemungkinan 40% kenaikan suku bunga pada Desember 2023, dibandingkan dengan peluang 28% sebelum laporan tersebut.

CPI Perancis naik 4,9% secara tahunan pada September, sementara harga konsumen Spanyol naik 3,5%. Keduanya masih di atas target jangka menengah Bank Sentral Eropa.  

Pengambil kebijakan ECB Francois Villeroy de Galhau mengulangi pandangannya pada hari Kamis bahwa bank sentral harus mempertahankan suku bunga utama pada tingkat saat ini – tertinggi dalam sejarah 25 tahun – selama diperlukan untuk memastikan inflasi kembali ke sasaran 2%.

Dari sentimen internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2023 diproyeksikan masih cukup menjanjikan di tengah sejumlah tantangan global saat ini. 

Hal itu seperti periode pemulihan pasca pandemi China, kenaikan suku bunga The Fed, lemahnya sektor semikonduktor, serta prospek pesimis perekonomian ASEAN.

"Sedangkan perlambatan pada pertumbuhan akan semakin terlihat pada kuartal ketiga meskipun pertumbuhan PDB pada kuartal sebelumnya cukup baik," kata Ibrahim.

Namun, Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,1 persen di tahun ini, konsisten dengan tren historis pertumbuhan sebelumnya. Setelah itu, perlambatan ringan ke angka pertumbuhan 4,7 persen dapat terjadi di tahun depan jika meninjau adanya hambatan eksternal, yaitu dampak pengetatan moneter yang masih berlanjut.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement