"Meskipun ancaman tarif baru-baru ini berdampak terbatas pada pasar yang lebih luas, para pedagang tetap waspada terhadap potensi eskalasi perdagangan di masa mendatang," kata Ibrahim.
Lebih lanjut, kata Ibrahim, fokus pasar hari ini hanyalah angka klaim pengangguran di AS mingguan dan Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 30-tahun serta data CPI German (mtm) yang akan dirilis nanti malam pukul 19.30 WIB.
Dari sentimen internal, pasar merespons positif terhadap pemerintah, meski belum mendapat kesepakatan baru, pemerintah memastikan proses negosiasi dengan AS terkait tarif dagang sebesar 32 persen masih terus berjalan, bahkan komunikasi kedua belah pihak terus dibangun agar mendapatkan win-win solution.
Sejak tarif dasar 32 persen diberlakukan atas sejumlah produk ekspor Indonesia pasca keanggotaan di BRICS, pemerintah aktif menyusun skema untuk meredam dampaknya, termasuk dengan opsi deregulasi hingga peningkatan impor dari AS. Namun, hingga kini belum ada sinyal perubahan dari Washington.