sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Rupiah Menguat ke Rp16.663 per USD usai RI Cetak Surplus Neraca Dagang

Market news editor Anggie Ariesta
01/12/2025 16:00 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (1/12/2025), naik 12 poin atau 0,07 persen.
Rupiah Menguat ke Rp16.663 per USD usai RI Cetak Surplus Neraca Dagang. (Foto iNews Media Group)
Rupiah Menguat ke Rp16.663 per USD usai RI Cetak Surplus Neraca Dagang. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) atau USD ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (1/12/2025), naik 12 poin atau sekitar 0,07 persen ke level Rp16.663 per USD.

Pengamat Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, salah satu sentimen penguatan datang dari eksternal yakni dolar AS mengawali Desember dengan pelemahan karena investor bersiap menghadapi bulan krusial yang berpotensi membawa pemangkasan suku bunga terakhir Federal Reserve tahun ini dan konfirmasi pengganti Ketua Jerome Powell yang berpandangan dovish.

"Namun, fokus utama investor tertuju pada prospek suku bunga AS, dengan pasar kini memperkirakan peluang 87 persen The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin saat bertemu pekan depan, menurut perangkat CME FedWatch," ujarnya dalam risetnya, Senin (1/12/2025).

Menurutnya, perubahan tajam ekspektasi pelonggaran The Fed dan laporan bahwa penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett muncul sebagai kandidat terdepan untuk menjadi Ketua The Fed berikutnya telah menekan dolar, yang pada hari Jumat mencatat minggu terburuknya dalam empat bulan. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan ada kemungkinan besar Presiden Donald Trump akan mengumumkan pilihannya sebelum Natal.

Dari sentimen domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD2,39 miliar per Oktober 2025. Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan selama 66 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Ekspor Oktober 2025 mencapai USD24,24 miliar atau turun 2,31 persen dibandingkan Oktober 2024 (yoy). Penurunan ekspor disebabkan oleh penurunan ekspor migas hingga 33,60 persen.

Nilai impor Oktober 2025 mencapai USD21,84 miliar atau turun 1,15 persen dibandingkan Oktober 2024 (yoy). Surplus pada Oktober 2025 lebih ditopang pada komoditas nonmigas yaitu sebesar USD4,31 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama lemak dan minyak hewani nabati, kemudian bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Kemudian, aktivitas manufaktur Indonesia kembali menunjukkan ekspansi berturut dalam 4 bulan terakhir. PMI manufaktur Indonesia pada November 2025 berada di level 53,3 atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya 51,2. Angka tersebut juga melampaui ekspansi September 2025 yang hanya mencapai 50,4 namun lebih rendah dari Agustus 2025 sebesar 51,5. 

Sebelum ekspansi beruntun, PMI manufaktur sempat terkontraksi ke titik terendah di level 46,7 pada April lalu. Kontraksi terjadi 4 bulan, sejak April hingga Juli 2025.

Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksikan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp16.630-Rp16.670 per dolar AS.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement