Lonjakan ini disebut dipicu oleh agresivitas penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebagai instrumen operasi moneter untuk menjaga stabilitas rupiah dan menarik arus modal asing.
Efek dari lonjakan utang jangka pendek itu menurut Bank Dunia turut mendorong kenaikan utang luar negeri jangka pendek kawasan Asia Timur dan Pasifik sebesar 12,7 persen menjadi USD201,7 miliar.
Hampir setengah dari arus masuk tahun 2024 adalah arus masuk utang jangka pendek ke Indonesia, yang naik menjadi USD14,3 miliar, dari rata-rata USD1,6 miliar pada 2022 dan 2023.
Secara total, ULN Indonesia pada 2024 mencapai USD421,05 miliar, terdiri dari ULN jangka panjang sebesar USD347,54 miliar dan menyumbang 31 persen terhadap pendapatan nasional bruto (GNI) yang mencapai USD1.359,44 miliar.
Berdasarkan perkembangan domestik dan eksternal tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif kisaran Rp16.670-Rp16.710 per USD.
(DESI ANGRIANI)