Sementara itu, pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai pergerakan rupiah turut dipengaruhi oleh perkembangan uang beredar di dalam negeri. Bank Indonesia mencatat pertumbuhan likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada September 2025.
Dalam laporan BI, pertumbuhan M2 tercatat sebesar 8,0 persen (yoy), meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar 7,6 persen (yoy). Total M2 mencapai Rp 9.771,3 triliun.
Kenaikan ini ditopang pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 10,7 persen (yoy) serta uang kuasi sebesar 6,2 persen (yoy). Selain itu, peningkatan M2 juga didorong oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat.
Melihat berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah dalam sepekan ke depan bergerak di kisaran Rp16.580 – Rp16.700 per USD.
(NIA DEVIYANA)