Menurutnya, kelebihan pasokan obligasi ini pun berakibat pada harga obligasi di AS yang mengalami penurunan sangat tajam dimana yield obligasi di AS ini sempat mengalami kenaikan kemarin sampai 5 persen namun balik lagi ke level 4,84 persen saat ini.
Lebih lanjut, arah kebijakan yang bisa dilakukan BI saat ini dengan meredam volatilitas di pasar keuangan.
BI memiliki tiga opsi, di antaranya melepas rupiah jadi membiarkan terjadinya pelemahan, menaikkan tingkat suku bunga atau melakukan manajemen capital flow.
"Opsinya hanya 3 itu, atau kombinasi dari 3 itu. Nah sekarang kalau saya melihat kecenderungan yang terjadi di AS, maka dugaan saya bahwa interest ratenya masih akan naik," urainya.
Namun demikian, tingkat depresiasi rupiah sejatinya masih relatif sangat kecil yakni hanya sekitar 2 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara lainnya seperti Malaysia dan Jepang.
(DES)