IDXChannel - Pelemahan rupiah yang hampir menyentuh Rp16.000 per USD dinilai akibat adanya tekanan pasar keuangan global.
Ekonom Senior Chatib Basri menilai ekonomi dunia dalam kondisi tidak stabil lantaran dalam satu bulan terakhir terlihat bahwa tingkat imbal hasil atau bond yield di US Treasury meningkat tajam.
Hal ini pun berbeda dengan fenomena kenaikan bond yield akibat kekhawatiran tingginya laju inflasi.
"Kalau argumennya ketakutan mengenai inflasi maka seharusnya kita melihat ada kecenderungan di AS inflasi headlinenya sudah mulai agak rendah, corenya juga. Tapi kenapa tiba-tiba bond yieldnya naik? Ekspetasinya bahwa di AS less likely terjadi resesi saat ini, kelihatan dari numbernya yang sangat strong," tuturnya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Selain itu, pemegang obligasi di AS telah melihat risiko dari resesi sehingga mengakibatkan suplai dari obligasi di AS naik, sementara permintaan mengalami penurunan.