Kinerja perkasa mata uang Paman Sam itu membuat yen Jepang limbung, hingga menyentuh area 129,43, yang merupakan level terendah sejak April 2002. Analis mencermati yen bisa terdepresiasi hingga level 135 dan bahkan 150 yen per 1 dolar.
"Banyak yang melihat 130 sebagai level kunci, tetapi kami melihat area 135 sebagai garis yang lebih tangguh," tulis Analis Valuta Asing TD Securities, Mazen Issa, dalam sebuah riset, dikutip dari Reuters, Kamis (21/4/2022).
Selain itu, kebijakan Jepang yang mengekor AS -atas nama sekutu- ihwal sanksi embargo komoditas dari Rusia juga disinyalir menjadi faktor yang membuat negara Sakura itu panas-dingin.
Sebagai langkah untuk menahan depresiasi mata uangnya, Bank of Japan menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang dalam jumlah yang tidak terbatas untuk menahan kenaikan imbal hasil 10-tahun Jepang, yang bertentangan dengan batas toleransi 0,25 persen.
Langkah ini dilakukan untuk mengendalikan kenaikan imbal hasil 10-tahun Jepang, yang bertentangan dengan batas toleransi 0,25 persen. (TYO)