Fokus lain juga tertuju pada data indeks harga Personal Consumption Expenditure (PCE) AS yang yang dirilis kemarin tampak melandai dan sesuai ekspektasi pasar sehingga hal ini diharapkan mampu mengurangi tekanan terhadap mata uang Garuda ke depan.
"Itu juga terjadi beberapa hari menjelang pertemuan Fed di mana bank sentral secara luas diharapkan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil dan mengisyaratkan pemotongan suku bunga pada bulan September," tulis Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi, dalam risetnya, Jumat (26/7).
Selain data ekonomi AS, peristiwa mundurnya Presiden Joe Biden dalam kontestasi politik melawan Donald Trump cukup menggemparkan pasar. Joe Biden yang merupakan petahana mengumumkan pengunduran dirinya lewat unggahan di media sosial.
Khusus di Indonesia, ketidakpastian juga akan besar karena adanya masa transisi presiden baru dari Joko Widodo ke Prabowo Subianto.
Ketidakpastian bisa memicu investor untuk memilih aset aman dan menjual aset lain, seperti rupiah. Kondisi ini bisa membuat rupiah tertekan terhadap dolar AS.
(Taufan Sukma)