IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (5/7/2023). Mata uang Garuda turun 23 poin ke level Rp15.017/USD dari penutupan sebelumnya di Rp14.995/USD.
Mengutip Bloomberg, rupiah hari ini dibuka pada level Rp15.013/USD dengan rentang pergerakan harian Rp14.999 - Rp15.027/USD.
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai rupiah melemah, di mana investor fokus pada risalah pertemuan The Fed pada Juli tentang kebijakan suku bunga. Bank sentral juga memproyeksi setidaknya ada dua kenaikan lagi tahun ini, mengingat inflasi masih tetap tinggi.
"Pasar memperkirakan peluang 88% bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin nanti di bulan Juli. Sementara data terbaru menunjukkan bahwa inflasi AS secara keseluruhan menurun, inflasi inti masih bertahan dan jauh diatas kisaran target Fed," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (5/7/2023).
Selain itu, Ketegangan perdagangan AS-China meningkat setelah importir utama China memblokir ekspor beberapa produk galium dan germanium - yang merupakan bahan utama dalam proses pembuatan chip - ke AS. Langkah ini merupakan pembalasan atas tindakan AS untuk memblokir akses China ke teknologi pembuatan chip utama, memicu kekhawatiran atas konflik perdagangan yang lebih besar antara ekonomi terbesar di dunia.
Secara khusus, investor mengkhawatirkan lebih banyak gangguan pada rantai pasok global, terutama jika China memblokir ekspor mineral tanah jarang - di mana China adalah pengekspor terbesar dunia.
Langkah itu juga dilakukan pada saat ekonomi China berada di ujung tanduk, karena berjuang untuk pulih dari aturan anti-Covid yang ketat selama tiga tahun. Hambatan lebih lanjut terhadap ekonomi Tiongkok diperkirakan akan membebani seleranya terhadap tembaga.