Fokus pasar ke depan adalah data ketenagakerjaan utama AS untuk bulan Juli, yang akan dirilis Jumat malam. Perekonomian AS diproyeksikan menambah 110 ribu lapangan kerja pada bulan Juli, sementara Tingkat Pengangguran diperkirakan akan naik menjadi 4,2 persen dari 4,1 persen.
Selain data Nonfarm Payroll (NFP), pasar juga akan mengamati rilis PMI Manufaktur ISM dan indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM) final.
Dari dalam negeri, pasar merespon negatif setelah rilis data produktivitas manufaktur kembali menunjukkan kontraksi. Hal ini tercermin dalam laporan S&P Global Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia yang berada di level 49,2 pada Juli 2025, di bawah ambang batas 50.
Meskipun kinerja bulan Juli mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya yang berada di level 46,9 dan 47,4 pada Mei 2025, tren kontraksi ini berlanjut sejak April 2025 lalu. Kontraksi manufaktur yang terjadi dalam 4 bulan terakhir menunjukkan penurunan output produksi dan anjloknya permintaan baru. Pada saat yang sama, permintaan ekspor baru juga menurun, sementara perusahaan sedang dalam mode pengurangan karyawan dan pembelian.
Selain tekanan permintaan dan produksi, produsen juga menyebutkan tekanan harga yang makin intensif sejak awal semester 2025.