Hanya saja, disampaikannya, kemungkinan pengaruh akan terjadi dalam bentuk menurunnya demand global, mengingat posisi Rusia sebagai salah satu negara besar dunia yang tergabung dalam G20. Dengan perekonomian Rusia yang bermasalah, maka berpotensi mengganggu permintaan global.
"Dengan terganggunya kondisi global, baru itu berdampak ke Indonesia. Jadi dampaknya tidak secara langsung dari Rusia (ke Indonesia)," papar Faisal.
Disebutkan Faisal, Rusia merupakan salah satu penyumbang perlambatan ekonomi pada tahun ini dan juga kemungkinan besar di tahun depan. Karenanya, yang dikhawatirkan saat ini adalah lebih pada risiko terjadinya resesi, yang terutama dipicu oleh inflasi yang parah di Amerika, dan juga di Eropa.
"Yang itu ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang kontraksi atau paling tidak sangat lamban dan inflasi yang sangat tinggi. Nah kalau Rusia gagal bayar, berarti pertumbuhan ekonominya akan turun drastis. jadi kontraksinya akan tinggi," tegas Faisal. (TSA)