IDXChannel - Rusia secara resmi mengalami gagal bayar (default) atas utang luar negerinya, usai melewati batas masa tenggang satu bulan pasca jatuh tempo pada 27 Mei 2022 lalu. Kondisi ini pun memantik sejumlah spekulasi terhadap perekonomian global, tak terkecuali Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal, kondisi gagal bayar Rusia relatif tidak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Pandangan ini didasarkannya pada fakta hubungan perdagangan maupun dari sisi pasar uang ataupun pasar modal antara Indonesia dan Rusia terbilang cukup kecil.
"Kalau (hubungan) perdagangan kan kita terbesar (dengan) China, kemudian Amerika dan beberapa negara tradisional market yang lain. Rusia tidak termasuk dalam top 13 (negara-negara yang terhubung dengan Indonesia," ujar Faisal, kepada MPI, Selasa (28/6/2022).
Menurut Faisal, dari sisi pasar modal atau pengaruh dari sisi sektor keuangan, pengaruh Rusia terhadap Indonesia sangat kecil dan tidak cukup signifikan. Justru, Indonesia akan sangat terpengaruh dengan berbagai kebijakan dari pemerintah Amerika.
"Kalau sesuatu terjadi di AS (Amerika Serikat), akan berpengaruh sekali ke Indonesia. Tapi kalau Rusia yang gagal bayar, saya rasa tidak signifikan (dampaknya)," tutur Faisal.