sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saat Saham ‘Harga Mercy’ Tumbang, di Situ Porto Lo Kheng Hong Terbang

Market news editor Aldo Fernando - Riset
19/09/2022 07:30 WIB
Dengan valuasi setinggi langit, kinerja saham tersebut kalah telak dengan portofolio miliki investor kenamaan Lo Kheng Hong (LKH).
Saat Saham ‘Harga Mercy’ Tumbang, di Situ Porto Lo Kheng Hong Terbang. (Foto: MNC Media)
Saat Saham ‘Harga Mercy’ Tumbang, di Situ Porto Lo Kheng Hong Terbang. (Foto: MNC Media)

Valuasi Bank Digital Masih Mahal

Bicara soal valuasi, apabila menggunakan dua metrik yang populer, PER dan PBV, harga saham keempat bank digital tersebut masih mahal. Bahkan, ketika harga sahamnya saat ini sudah turun cukup dalam.

Rasio PER (price to earnings ratio), secara gampang, berarti membandingkan harga saham dengan laba per saham. Secara umum, rasio PER di bawah 10 kali dianggap murah.

Sementara, rasio PBV (price to book value), bisa dijelaskan sebagai rasio untuk membandingkan harga saham dengan nilai buku per sahamnya. Rasio PBV di bawah 1 kali biasanya dianggap murah.

Selain dengan patokan rule of thumb di atas, membandingkan suatu saham perusahaan dengan perusahaan peers atau industri juga bisa menjadi pilihan dalam menggunakan rasio ini.

Rasio PER dan PBV yang lebih rendah tinimbang industri bisa menjadi indikasi saham tersebut lebih murah.

Sebenarnya, biasanya investor akan lebih menggunakan PBV dalam melihat valuasi saham perbankan. Namun, demi tilikan lebih populer, di sini disebutkan pula rasio PER saham-saham tersebut.

PER ARTO menjadi yang sangat mahal, mencapai 621,19 kali. Angka tersebut jauh di atas industri yang sebesar 13,04 kali.

Sementara, PER BANK dan BBYB tidak dapat dihitung lantaran keduanya mencatatkan rugi bersih.

Dari sisi PBV, keempat bank digital tersebut memiliki angka yang jauh di atas dibandingkan rerata industri (1,75 kali).

Di kutub yang berbeda, valuasi saham milik LKH secara umum berada di bawah rule of thumb.

ABMM misalnya memiliki PER di bawah industri yang sebesar 6,81 kali. Walaupun, dari segi PBV, saham ABMM dihargai lebih mahal tinimbang industri (0,88 kali).

Hanya CFIN yang memiliki PER 59,67 kali, di atas industri 19,21 kali. Namun, secara PBV, saham CFIN terbilang murah, di bawah industri sebesar 1,38 kali.

Catatan lainnya, untuk DILD, yang baru saja diakumulasi oleh LKH pada medio Agustus lalu, PER emiten properti ini negatif lantaran masih membukukan rugi bersih.

Namun, PBV DILD yang sebesar 0,40 kali terhitung lebih murah daripada rerata industri (0,81 kali). (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement