Informasi saja, emiten kontraktor batubara dan nikel ini resmi melantai di bursa sejak Rabu (1/3) lalu dengan memasang harga perdana sebesar Rp1.250/saham.
Artinya, dengan harga pada pembukaan sesi I, Senin (20/3), saham HILL sudah melambung hingga 66,40 persen dibanding dengan harga sahamnya pada saat melakukan initial public offering atau IPO.
Dalam proses IPO, HILL mengantongi dana segar sebesar Rp552,87 miliar yang akan disalurkan sebagai pinjaman bagi anak perusahaannya, yakni PT Hillconjaya Sakti (HS).
Selanjutnya HS akan menggunakan 55% dari dana tersebut untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, dan pemeliharaan seluruh alat-alat berat.
Sisanya sekitar 45% akan digunakan untuk belanja modal, yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS di sektor nikel. Jenis alat yang akan dibeli yaitu berupa alat berat (main fleet dan supporting fleet), beserta sarana penunjang lainnya.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.