Praktis, laba bersih per saham dasar ANTM juga melesat 794 persen menjadi Rp88,69 per saham dari periode sebelumnya Rp9,92 per saham.
"Kami terus mengedepankan strategi pemasaran yang inovatif, pengendalian biaya yang cermat, serta menjaga struktur biaya (cash cost) agar tetap kompetitif," ujar
Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (30/4/2025).
Sejalan dengan pertumbuhan laba, pendapatan ANTM tercatat sebesar Rp26,15 triliun pada kuartal I-2025, meningkat 203 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,62 triliun.
Penjualan domestik berkontribusi sebesar Rp24,83 triliun atau setara 95 persen dari total pendapatan, seiring dengan strategi perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan pada produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit.
Segmen emas menjadi penopang utama kinerja ANTM dengan pertumbuhan penjualan signifikan sebesar 182 persen, mencapai Rp21,61 triliun. Sementara itu, segmen nikel—yang mencakup produk feronikel dan bijih nikel—memberikan kontribusi sekitar 14 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp3,77 triliun.