Meski tren saat ini mengarah ke atas, terdapat pula risiko jangka pendek. Kenaikan cepat seperti ini kerap diikuti oleh aksi ambil untung alias profit-taking. Jika tekanan jual muncul, koreksi ke Rp600-Rp575 bisa menjadi peluang beli lanjutan (buy on dip).
Penguatan signifikan saham ARCI hari ini kontras dengan koreksi saham emiten emas lainnya—yang terseret penurunan pasar secara umum. Saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), misalnya, merosot 5,61 persen. Kemudian, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) tergerus 3,90 persen dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terdepresiasi 3,48 persen.
Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga turun 1,90 persen, sedangkan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melemah 1,67 persen.
Kabar teranyar, ARCI mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD80 juta untuk 2025.
Meski sedikit lebih rendah dibandingkan capex 2024 yang mencapai USD91,8 juta, perusahaan akan memfokuskan anggaran tersebut untuk melanjutkan kegiatan eksplorasi tambang emas baru serta pengembangan segmen energi panas bumi (geothermal) yang tengah digarap sebagai lini bisnis terbaru.