IDXChannel – Saham emiten konglomerat otomotif hingga perkebunan PT Astra International Tbk (ASII) tersungkur di zona merah pada perdagangan Senin (27/5/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham ASII jatuh 3,40 persen ke Rp4.550 per saham. Nilai transaksi Rp396,48 miliar dan volume perdagangan 86,05 juta saham.
Dalam sepekan, saham ASII melemah 3,40 persen, sedangkan dalam sebulan ambles 8,08 persen.
Sejak awal 2024 (YtD), saham ASII sudah terjun 19,47 persen.
Sebelumnya, Astra mencatatkan penjualan mobil sebanyak 26.908 unit pada April 2024. Jumlah ini turun 50,28 persen jika dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 40.438 unit.
Mengutip data yang dipublikasikan Astra, pada Selasa (14/5/2024), segmen mobil LCGC juga mengalami penurunan pada April 2024 menjadi 7.926 unit. Padahal sebulan sebelumnya tercatat 12.070 unit terjual.
Namun, secara total pada periode Januari-April 2024, penjualan mobil ASII mencapai 146.570 unit. Sedangkan untuk segmen LCGC sebanyak 44.331 unit.
Lebih lanjut, penjualan semua merek mobil produksi ASII mengalami penurunan pada April 2024.
Sejumlah sekuritas melihat saham ASII akan terpengaruh sentimen lemahnya kinerja penjualan dan keuangan.
BRI Danareksa Sekuritas misalnya, mengingatkan kondisi makro yang lebih lemah dan memperkirakan penjualan kendaraan roda dua Astra akan turun mulai 24 Mei 2024 dan seterusnya, dan memperkirakan penjualan roda empat akan semakin melemah.
Kami menurunkan perkiraan FY24F untuk volume penjualan roda dua dan roda empat ASII menjadi 4,5 juta dan 473 ribu unit alias 6 persen dan 21 persen di bawah asumsi sebelumnya.
“Perkiraan volume penjualan baru kami menyiratkan penurunan penjualan yoy sebesar 7 persen untuk roda dua dan16 persen untuk roda empat pada tahun fiskal 2024. Kami juga memangkas perkiraan pendapatan sebesar 18 persen untuk roda dua dan 21 persen untuk roda empat untuk segmen otomotif,” tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam catatannya.
BRI Danareksa Sekuritas juga mempertahankan peringkat Hold saham ASII dengan harga saham untuk taking profit di level Rp5.100 karena prospek pertumbuhan yang lebih menantang meskipun valuasi saham murah.
Senada, Mirae Sekuritas memperkirakan saham ASII akan terbebani pendapatan bersih dan laba bersih pada kuartal I-2024 yang turun, sejalan dengan penurunan sektor otomotif dan kinerja bisnis alat berat dan pertambangan.
“Kami mempertahankan target harga di Rp6.050 per saham dengan rekomendasi trading Buy. Kami mempertahankan asumsi penilaian karena penjualan mobil pada 1Q24 tetap sesuai dengan perkiraan kami,” tulis analis Mirae Assets sekuritas.
Sementara menurut analisis Macquarie Sekuritas, penjualan kendaraan roda empat Astra dalam empat bulan pertama 2024 dipengaruhi oleh pendekatan wait-and-see konsumen akibat pemilu.
Selain itu, adanya kendala daya beli untuk segmen konsumen berpendapatan menengah.
“Namun, kami melihat adanya ruang untuk peningkatan bertahap mulai bulan Mei. GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada 18-28 Agustus juga akan menjadi katalisator lainnya,” tulis riset Macquarie Sekuritas.
Meski demikian, Macquarie Sekuritas memperkirakan penjualan pada Mei akan lebih tinggi dibanding April. Selain, itu sekuritas ini memperikatkan tantangan akan pesaing baru dari segmen kendaraan listrik.
“Kami mengantisipasi penjualan untuk pemain kendaraan listrik roda empat baru, misalnya, BYD, Neta, MG, VinFast yang dapat terlihat mulai bulan Juni setelah pengiriman ke pelanggan,” tambah Macquarie Sekuritas dalam catatanya.
Di lain pihak, Indo Premier Sekuritas meningkatkan peringkat ASII dari Hold menjadi Buy, dengan TP di level Rp5.900, dibandingkan proyeksi sebelumnya di level Rp5.800.
“Hasil kinerja ASII sejalan. Kami merevisi pendapatan ASII FY24-25 sebesar 3-5 persen, terutama dengan mempertimbangkan laba bersih yang sedikit lebih tinggi/lebih rendah untuk fincos/agri,” jelas Indo Premier Sekuritas.
ASII juga bergulat dengan kasus skandal uji keselamatan tahun lalu yang sedikit banyak berdampak pada kinerja perseroan. Manipulasi uji keselamatan tabrakan yang dilakukan Daihatsu Motor Co. Ltd Jepang terungkap di penghujung tahun lalu. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.