Ke depan, BI akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar Rupiah dalam memanfaatkan ruang penurunan suku bunga BI-Rate.
BI juga memperkuat kebijakan makroprudensial untuk makin mendorong penurunan suku bunga, peningkatan likuiditas, dan kenaikan pertumbuhan kredit/pembiayaan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Pelemahan saham-saham bank terjadi karena pelaku pasar sebelumnya telah mengantisipasi adanya pemangkasan suku bunga lanjutan. Keputusan BI untuk menahan suku bunga dinilai menunda potensi penurunan cost of fund (CoF) bagi perbankan dan memperlambat transmisi pelonggaran ke sektor kredit.
Indo Premier Sekuritas mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor perbankan dalam riset yang dirilis pada 8 Oktober 2025. Analis menilai valuasi saham-saham bank saat ini sudah berada di level menarik sehingga potensi penurunan dinilai terbatas.
Meski demikian, Indo Premier mencatat katalis positif bagi sektor ini masih terbatas. Beberapa faktor eksternal, seperti kenaikan suku bunga deposito berdenominasi dolar AS serta kebijakan pemerintah terkait pembentukan koperasi desa dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan, dinilai berpotensi menekan sentimen jangka pendek.