Namun, karena kenaikan sudah cukup tajam, koreksi sehat dalam waktu dekat sangat mungkin terjadi sebelum melanjutkan tren naik.
Sebelumnya, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai prospek BUMI masih patut diperhatikan, terutama terkait langkah diversifikasi komoditas.
“BUMI termasuk emiten yang menarik karena melakukan ekspansi ke komoditas emas melalui Australian gold miner Jubilee Metals Limited (JML),” kata dia, Selasa (11/11) lalu.
Michael menambahkan, tren komoditas juga ikut memberi sentimen pendukung. “Kemudian kita perhatikan juga bahwa komoditas batu bara menjadi salah satu komoditas favorit memasuki era 2026,” tutur dia.
Sucor Sekuritas juga sebelumnya menyoroti kinerja BUMI. Sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, perusahaan ini tetap kokoh dengan target produksi sebesar 80 juta ton per tahun yang berasal dari KPC dan Arutmin.