Pusat penggerak recurring income PIK2 adalah NICE Convention Centre seluas 400.000 meter persegi yang akan menjadi venue MICE terbesar di Indonesia dengan kapasitas lebih dari 40.000 pengunjung. Gedung B dan C sudah beroperasi sebagian, sedangkan Gedung A ditargetkan rampung kuartal I 2026, dengan operasi penuh pada 2027 yang diproyeksikan menghasilkan pendapatan Rp454 miliar per tahun.
Di sisi lain, Hilton Jakarta PIK2 dengan 271 kamar premium diperkirakan menyumbang Rp235 miliar pendapatan pada 2027.
PANI dan CBDK juga menyiapkan proyek visioner seperti marina tepi laut, taman hiburan internasional, dan kemungkinan sirkuit Formula 1. Proyek-proyek ini diyakini akan mendorong kenaikan harga tanah dan properti sekitar 5 persen per tahun.
Secara keuangan, kedua emiten diproyeksikan mencatat lonjakan kinerja signifikan pada 2026-2027. PANI menargetkan marketing sales Rp8,5 triliun dan Rp11,3 triliun, sementara CBDK membidik Rp5,3 triliun dan Rp8,9 triliun. Laba bersih PANI diperkirakan tumbuh dengan CAGR 61 persen menjadi Rp6,8 triliun pada 2029, sementara CBDK mencatat CAGR 48 persen ke Rp6,6 triliun.
Sucor menilai valuasi kedua saham masih menarik. PANI dinilai memiliki potensi kenaikan nilai lewat ekspansi lahan hingga 1.000 hektare melalui akuisisi strategis. CBDK juga disebut masih diperdagangkan dengan diskon 57 persen terhadap RNAV, sehingga menawarkan peluang re-rating yang besar seiring pengembangan PIK2. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.