Saham CBRE sendiri sempat mencatat rekor tertinggi di Rp2.000 per unit pada 9 Oktober 2025, jauh melesat dari titik terendahnya di Rp13 per unit pada 2024.
Katalis Rebound
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai pergerakan saham CBRE yang menguat belakangan ini tidak lepas dari sentimen terhadap aksi pembelian saham oleh Andry Hakim.
“Jika kita melihat dari pergerakan CBRE yang pulih setelah berita seorang investor besar, Andry Hakim, membeli saham hingga di atas 5 persen, maka bisa kita asumsikan bahwa pergerakan CBRE hari ini adalah respons dari berita tersebut,” kata Michael, Kamis (16/10/2025).
Ia menekankan, tidak ada faktor fundamental baru maupun aksi korporasi yang menjadi pemicu pergerakan harga saham tersebut.
“Karena tidak ada perubahan fundamental ataupun corporate action yang terjadi selama periode kemarin. Hal ini lumrah mengingat jumlah ekuitas yang tidak sebesar saham blue chip, serta likuiditas dari pasar modal saat ini sedang melimpah,” imbuh Michael.