IDXChannel – Saham pendatang baru PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) terus menunjukkan taji selepas keluar dari papan pemantauan khusus (FCA).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/8/2025), pukul 10.25 WIB, saham COIN melonjak 21,49 persen ke Rp1.470 per unit, dengan nilai transaksi yang terbilang ramai, mencapai Rp339,8 miliar. Volume perdagangan tercatat sebesar 240,4 juta saham.
COIN keluar dari papan pemantauan pada Senin (4/8), setelah sebelumnya masuk ke papan tersebut sejak 24 Juli akibat kenaikan harga beruntun hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) sejak resmi melantai di bursa pada 9 Juli 2025.
Sejak debut perdananya, saham COIN tercatat sudah melonjak hingga 1.370 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai saham COIN memiliki karakteristik pergerakan yang cukup unik di tengah euforia pasar terhadap saham debutan di bursa. Ia menyoroti bahwa kekuatan momentum COIN masih cukup besar, terutama bagi investor awal.
“COIN memiliki pergerakan yang unik karena nilai oversubscribe yang besar,” ujar Michael, Rabu (6/8), menekankan minat pasar yang tinggi sejak fase penawaran umum perdana (IPO).
Menurut dia, sentimen positif ini turut tercermin dalam aktivitas perdagangan. “Sebagai investor yang memiliki dari harga IPO, COIN masih memiliki momentum yang besar,” imbuh Michael.
Michael juga mencermati bahwa aksi jual dari pihak penjamin emisi belum tampak signifikan sejauh ini. “Ini juga terlihat dari data broker summary, terlihat belum ada penjualan dari pihak underwriter,” tuturnya.
Namun, ia mengingatkan, saham COIN tidak lepas dari risiko dan fluktuasi harga yang tinggi. “Bagi investor yang belum memiliki COIN, perlu diperhatikan volatilitas serta risikonya,” demikian kata Michael.
Saat penawaran perdana, COIN menjual 2,20 miliar saham atau setara 15 persen dari modal, dan berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp220,58 miliar. Permintaan saat IPO pun membludak hingga kelebihan 27,42 kali.
Sebagian besar dana IPO—sekitar 85 persen—akan disalurkan ke anak usaha, CFX, untuk menunjang operasional dan penguatan infrastruktur digital. Rinciannya, 45 persen dialokasikan untuk biaya teknologi, termasuk layanan cloud dan keamanan siber, sedangkan 40 persen digunakan sebagai provisi likuiditas bursa terkait penyimpanan aset kripto dan penyediaan likuiditas pasar. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.