Di sisi lain, Michael menyebut pengurangan jumlah saham beredar akan membuat saham DEWA lebih menarik di mata pasar. “Sementara untuk saham DEWA itu sendiri, hal ini akan mengurangi jumlah saham beredar sehingga akan membuat saham DEWA lebih atraktif.”
Secara teknikal, Michael melihat DEWA masih bergerak dalam pola konsolidasi.
“Secara teknikal, DEWA sedang dalam konsolidasi pennant kecil di antara 448-400. Area ini menjadi area sideways DEWA. Penting bagi DEWA untuk melewati angka 448 sebagai syarat lanjutan rally,” tutur Michael.
DEWA Siapkan Buyback Jumbo
Menurut keterbukaan informasi, DEWA berencana membeli kembali sahamnya di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi tajam. Aksi buyback ini dilakukan tanpa perlu persetujuan RUPS, sesuai ketentuan POJK 13/2023, POJK 29/2023, serta surat OJK tertanggal 17 September 2025.
Perseroan menetapkan periode buyback pada 19 November 2025 hingga 19 Februari 2026. Emiten jasa penunjang pertambangan ini menyiapkan dana maksimal Rp1,66 triliun dari kas internal, dengan target pembelian hingga 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Manajemen menilai aksi buyback tidak akan mengganggu kinerja maupun likuiditas perusahaan. Dengan skenario buyback penuh, laba per saham (EPS) diproyeksikan meningkat dari Rp4,13 menjadi Rp4,59.