Dalam RUPST, manajemen memberikan sejumlah pertimbangan terkait keputusan pembagian dividen tersebut, termasuk soal kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga kewajiban sukuk ijarah.
Pada 2024, kata direksi, kebutuhan capex perseroan sebesar 58% untuk tujuan business growth dan sebesar 42% untuk tujuan perawatan kapasitas.
Masih mengutip pihak ELSA, pendanaan capex sendiri salah satunya didapatkan dari laba bersih yang disisihkan sebagai laba ditahan (retained eaming) untuk menopang pertumbuhan Perseroan.
Kemudian, soal kewajiban sukuk ijarah Berkelanjutan | Tahap | Tahun 2020 ELSA yang akan masuk ke posisi current portion sehingga harus dicadangkan pembayarannya.
Pertimbangan lainnya, “Perseroan harus mengantisipasi fluktuasi ekonomi makro global yang berubah cepat dalam waktu singkat.”