sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Emas Jadi Primadona, Analis Soroti ARCI hingga BRMS

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
14/10/2025 11:35 WIB
Saham emiten tambang emas kembali menguat pada Selasa (14/10/2025) di tengah lonjakan logam mulia acuannya yang kembali menyentuh rekor baru di pasar global.
Saham Emas Jadi Primadona, Analis Soroti ARCI hingga BRMS. (Foto: Freepik)
Saham Emas Jadi Primadona, Analis Soroti ARCI hingga BRMS. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Saham emiten tambang emas kembali menguat pada Selasa (14/10/2025) di tengah lonjakan logam mulia acuannya yang kembali menyentuh rekor baru di pasar global.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, hingga pukul 11.17 WIB, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melejit 16,53 persen ke level Rp1.445 per unit, usai menyentuh level tertinggi sepanjang masa (ATH) di Rp1.480 per unit di awal perdagangan.

Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) juga melambung 5,58 persen menjadi Rp1.135 per unit, juga memecahkan rekor ATH baru di Rp1.190 per unit hari ini.

Demikian pula, saham HRTA meningkat 8,37 persen, PSAB mendaki 4,00 persen, ANTM 2,37 persen, MDKA 1,27 persen, AMMN 1,01 persen. Saham EMAS stagnan di Rp4.390 per unit.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh menyoroti sejumlah saham emas dan menyebutkan peluang yang berbeda-beda untuk masing-masing emiten.

“Paling menarik BRMS. Bisa dipastikan BRMS 90 persen masuk ke MSCI menyusul harga saat ini berada jauh di atas minimum requirement yaitu di 599,” katanya, Selasa (14/10/2025), menekankan posisi BRMS yang kuat di pasar.

Ia menambahkan, “Dengan likuiditas serta flow dari foreign investor, BRMS berpotensi mendapat flow tambahan hingga akhir November, estimasi target di atas Rp1.200.”

Sementara itu, untuk saham-saham emas kecil lain seperti ARCI, HRTA, dan PSAB, Michael mencatat adanya pola kenaikan tajam.

“Semua memiliki pattern parabolic curve yang menandakan buying power dan tren yang masih kuat,” ujarnya.

Namun, kondisi berbeda terjadi pada ANTM. “ANTM masih belum bisa masuk, menyusul belum berhasil bergerak di atas 3.500,” imbuh dia.

Kemudian, Michael juga menyoroti emiten pendatang baru, Merdeka Gold atau EMAS.

“EMAS memiliki area sideways 4.500–4.000. Area 4.000 yang tertahan akan memberi peluang untuk EMAS kembali menuju level 4.900,” tutur Michael.

Harga emas dunia mencatat rekor tertinggi baru di USD4.166 per ons pada Selasa, hingga pukul 11.05 WIB, seiring investor meningkatkan pembelian safe-haven di tengah ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China dan meningkatnya prediksi pemangkasan suku bunga Negeri Paman Sam.

Presiden AS Donald Trump pekan lalu kembali memicu perang dagang dengan China, mengancam penerapan tarif baru untuk barang-barang China serta memberlakukan kontrol ekspor. Sebagai respons, Beijing berjanji akan mengambil langkah balasan jika Trump menindaklanjuti ancamannya.

Kekhawatiran pasar juga bertahan terkait penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan, yang menurut Menteri Keuangan Scott Bessent mulai berdampak pada perekonomian.

Sementara itu, investor menantikan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada pertemuan tahunan NABE hari ini, dengan harapan mendapat petunjuk mengenai jalur pemangkasan suku bunga bank sentral AS.

Para trader saat ini memperkirakan peluang 97 persen adanya pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Oktober, dan 90 persen kemungkinan untuk Desember. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement