Harga minyak sempat naik pada Senin setelah lima hari penurunan sebelumnya yang mendorong harga turun 11 persen. Namun, rilis data ekonomi Agustus China, yang menunjukkan deflasi harga produsen di tengah melambatnya ekonomi, memupuskan sisa optimisme.
"Pesan dari China sederhana namun jelas dan menggema ke seluruh dunia. Negara ini terus berjuang untuk mendorong pengeluaran, dan permintaan agregat yang lemah memastikan harga produsen industri turun 1,8 persen bulan lalu, lebih besar dari perkiraan, sementara harga konsumen naik hanya 0,6 persen, di bawah ekspektasi analis,” tulis PVM Oil Associates, dikutip MT Newswires, Selasa (10/9/2024).
Data yang dirilis Selasa juga kurang mendukung. “Ekspor Agustus melebihi ekspektasi, impor mengecewakan, dan pembelian minyak mentah asing turun 7 persen dibandingkan tahun lalu,” kata PVM Oil Associates.
Dalam Laporan Prospek Energi Jangka Pendek bulanan, Badan Informasi Energi (EIA) menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk 2024 sebesar 0,2 juta barel per hari, menjadi 0,9 juta bph dibandingkan permintaan tahun sebelumnya.
Penurunan ini mengikuti langkah OPEC yang sebelumnya memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan untuk 2024 menjadi 2,03 juta barel per hari dibandingkan level tahun sebelumnya, turun dari perkiraan September sebesar 2,11 juta.