LC memiliki 25,31 persen saham di Lotte Chemical Corporation (LCC). LCC kemudian menguasai 75,86 persen kepemilikan pada Lotte Chemical Titan Holding Berhad (LCTH) yang tercatat di Bursa Malaysia. Selanjutnya, LCTH menggenggam 100 persen saham Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd. (LCTISB).
Melalui LCTISB inilah pengendalian terhadap FPNI dijalankan. LCTISB tercatat memegang 92,50 persen saham FPNI, sementara publik memiliki sekitar 7,5 persen saham perseroan.
Sementara itu, proyek cracker LCI di Cilegon sendiri berada di bawah Grup Lotte, di mana Lotte Chemical Titan Holding memegang 51 persen saham di LCI.
Menurut pemberitaan media daring, Selasa (2/12/2025), Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM Rosan P. Roeslani menyatakan pembangunan pabrik petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) berpotensi menekan impor bahan baku hingga 70 persen.
Menurut dia, beroperasinya fasilitas tersebut, yang diklaim sebagai pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara, akan memberi dorongan signifikan bagi perbaikan neraca dagang Indonesia.